Serupa dengan Kristus: Renungan Pesta Kelahiran Santa Perawan Maria, Edisi Selasa, 08 September 2020
*P. Steph Tupeng Witin, SVD
Bacaan I: Roma 8;28-30
Bacaan
Injil: Matius 1:1-16.18-23
Ilustrasi Foto Vinsen Polli |
Pesta Kelahiran
Santa Perawan Maria diperkenalkan di Roma dari Gereja Timur pada abad ke-7.
Paus St. Sergius I, menyusun sebuah litani dan prosesi yang menjadi bagian dari
perayaan liturgi pada hari pesta ini. Paschasius Radbertus (+860) menulis bahwa
Pesta Kelahiran Santa Perawan Maria disebarluaskan ke Gereja di seluruh dunia
dan menjadi hari raya wajib di Gereja Latin pada tahun 1007 M.
Pesta ini
didedikasikan untuk menghormati Bunda Maria, karena dari dirinyalah rencana
keselamatan Allah terlaksana. Hal ini terlihat dalam Injil hari ini. Diawali
dengan silsilah Tuhan Yesus dan kemudian dikisahkan sepenggal tentang Maria.
Santo Paulus,
dalam suratnya kepada Jemaat di Roma, mengatakan bahwa Allah melaksanakan
rencana keselamatan-Nya dalam segala sesuatu (Rm 8:28). Dan Allah juga
menggunakan manusia untuk mewujudkan rencana-Nya. Karena itu, Paulus mengatakan
lebih lanjut, “Semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga
ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya"
(Rm 8:29).
Dengan merayakan
pesta kelahiran Bunda Maria, Gereja mengajak kita untuk menghormati Bunda Maria
sebagai orang yang dipilih Allah untuk mewujudkan rencana keselamatan-Nya. Kita
mesti berdoa dengan sepenuh hati sebagai tanda penghormatan kita kepada Sang
Bunda. "Salam Maria, penuh rahmat. Tuhan sertamu. Terpujilah engkau di
antara wanita dan terpujilah Buah Tubuhmu Yesus".
Berbarengan
dengan itu, kita diingatkan bahwa ternyata Tuhan memang menggunakan manusia
untuk mewujudkan rencana keselamatan-Nya. Tuhan memanggil kita dan menggunakan
kita juga untuk ambil bagian dalam karya keselamatan-Nya.
Untuk itu,
mengikuti apa yang dikatakan Paulus, dari semula kita pun ditentukan oleh Tuhan
untuk menjadi serupa dengan gambaran Kristus. Maka, hendaklah kita selalu
berusaha agar tetap dalam arah dan jalan Tuhan yang menjadikan kita serupa
dengan Kristus.
Apa artinya menjadi
serupa dengan Kristus? Mengikuti penampilan fisik Kristus : berambut gondrong
dan berjenggot, bercelana jingkrak dan bersorban, mengenakan jubah atau
berkameja yang berkolar?
Dari pengalaman,
kita terbiasa berusaha serupa dengan tokoh idola. Drakor alias drama Korea,
telah membuat banyak dari antara kita yang keranjingan berbahasa Korea dan
menjadikan diri seakan orang Korea. Namun terkadang kita alami bahwa kerap kita
diledekin korea-korean. Itu karena penampilan kita tak sesuai dengan jati diri
dan karakter kita.
Barangkali
penampilan lahiriah seperti tokoh idola itu memang penting. Namun jauh lebih
penting dari itu adalah berusaha agar sifat dan karakter dari yang diidolakan
menjiwai dan mewarnai hidup kita.
Kitab Suci penuh
berisikan apa yang menjadi karakter dari Kristus. Mumpung lagi bulan Kitab Suci
ini, seperti St. Agustinus, kita
mendengar suara yang berseru, "tolle, lege!", ambillan, baca !
Semoga dengan itu kita bisa diubah dan membiarkan diri diubah menjadi serupa
dengan Kristus.
Tonton Juga Video HUT Serikat Sabda Allah ke-145 di bawah ini:
Post a Comment