Renungan Hari Raya Santo Petrus dan Paulus oleh Pater Apolinaris Wawo Koa, SVD

       Renungan ini dibawakan saat misa Pelantikan Pimpinan Baru Biara Bruder Beato Gregorius, TDM Kupang.

Bacaan I: Kis.12:1-11

Bacaan II: 2 Tim. 4:6-8, 17-18

Bacaan Injil: Mat. 16:13-19


P. Apolinaris Wawo Koa, SVD/ Foto Vinsen Polli

Sindhunata, Wartawan Senior menulis tentang perjalanan Kompas cetak yang selalu disertai tantangan yang hebat,  jelang 55 tahun hari ulang tahun Kompas. Judul tulisan itu adalah Sumur Yakob, langsung pada halaman pertama. Yang saya tahu selama ini Sumur Yakob ada di Israel dan Rumah Ret-ret Kemah Tabor yang meminjam “ret-ret sumur Yakob. Ternyata  ada juga sumur Yakob di Taman Yakoban, Sleman. Sumur sedalam 7 meter, berhadapan dengan patung Jacob Oetama. Terlihat Jakob memegang tali dan ember seakan menawarkan “menimbah dari sumurku ini! Ada dua visi dan misi. Pertama, Visi dan Misi Provinsi SVD Timor. Kedua, Visi dan Misi Komunitas-komuntas SVD. Visi dan misi ibarat air yang harus ditimba terus-menerus. Komunitas SVD yang hidup adalah komunitas yang setiap hari menimbah visi dan misi, ibarat menimbah air setiap hari sebagai kebutuhan pokok.  Kebutuhan pokok bertambah, selain sandang, pangan, papan dan kebutuhan rohani, visi dan misi adalah juga merupakan kebutuhan pokok kita.

Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus…

Yesus bertanya kepada murid-murid-Nya, tentang siapakah Dia? Hemat saya ini pertanyaan yang sangat berani. Mengapa, amat jarang orang mengajukan pertanyaan tentang diri-Nya kepada orang lain. Biasanya dalam ret-ret kita diminta untuk sering bertanya diri. Kalaupun kita minta pendapat orang tentang kita, biasanya meminta mereka untuk menulis tentang kita. Yesus berani sekali bertanya tentang diri-Nya berhadapan muka dengan yang lain dan Ia mendengar langsung jawabannya. Ini sikap yang berani dan sangat berani. Kita tidak berani mengambil sikap seperti ini, karena kita takut jika orang-orang lain memberikan jawaban negatif terhadap kita. Karena secara psikologis, kita diminta untuk berpikir positif tentang yang lain, karena itu nilai kritis kita seperti disembunyikan oleh ilmu psikologis itu. Jika demikian, apa yang menjadi tolok ukur yang dapat kita pakai untuk menilai karya dan pelayanan kita? Hemat saya, visi dan misi kita merupakan tolok ukur karya dan pelayanan kita masing-masing anggota dalam komunitas. Menjadi bukan nilai ketika kita tidak memperhatikan secara saksama dan teliti tentang visi dan misi komunitas kita. Yesus berani menanyakan diri-Nya kepada Murid-Murid-Nya, bukan tanpa alasan. Yesus ingin tahu apakah mereka (Baca: Murid-Murid Yesus) kenal Dia? Jika mereka kenal Dia, ya mereka pasti tahu visi dan misinya.  Visi dalam pengertian lain disebut spirit, atau bisa diterjemahkan dengan semangat. Masih segar dalam ingatan kita ketika Elia mau naik ke surge, Elisa minta agar Elia meninggalkan Rohnya. Roh dalam pengertian ini adalah visinya.

Visi juga berakar pada Aku yang berpikir. Seorang visioner adalah seorang yang tidak pernah berhenti berpikir, seorang yang tidak pernah kehabisan berpikir. Dari berpikir lahir dan mengalirlah inovasi-inovasi. Itu berarti  seorang yang visioner adalah seorang yang memiliki semangat untuk berinovasi. Pancasila misalnya lahir dari rahim seorang visioner yang bernama Soekarno. Soekarno bukan tipe manusia malas berpikir, Soekarna adalaha gambaran pribadi manusia yang tidak pernah berhenti berpikir. Pancasila menjadi dasar kehidupan berbangsa dan bernegara. Dalam Pancasila, ada visi dan misinya. Visi juga berari target, sasaran, tujuan yang ingin kita capai. Coba bayangkan jika Negara kita tanpa Pancasila. Santo Arnoldus Janssen juga punya visi: Menjadikan Hati Yesus hidup dalam Hati Semua Manusia, atau terbitlah terang iman dalam kegelapan dosa. Visi ini menjadi roda pergerakan Tarekat kita. SVD mengutus banyak misonaris untuk menjalankan visi ini. Visi itu abadi, ibarat roh, semangat spiritualitas, cita-cita itu abadi. Ia tidak pernah dimakan usia karena ia lahir dari permenungan yang dalam.

Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus…

Visi tidak pernah dicapai tanpa misi. Apa itu misi? Misi adalah adanya aku yang sekarang. Apa yang kita lakukan yang sekarang merupakan siapa kita dihadapan visi? Visi dapat dijelaskan secara sangat tepat bukan pada masa yang akan datang tapi terhadap apa yang kita lakukan saat ini, hari ini, bulan ini dan tahun ini. Meminjam kata-kata Levinas: Aku yang akan datang adalah aku yang sekarang”. Visi itu ibarat air dalam sumur, kita, katrol, tali dan ember ibarat misi. Dua-duanya tidak bisa berpisah atau dipisahkan.

Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus….

Yesus bertanya kepada para Murid secara ekplisit, Ia mau mendengar langsung kemampuan atau daya tangkap mereka tentang visi dan misi-Nya. Dengan pengandaian jika mereka sudah sangat sering ada bersama-sama dengan Dia, setidak-tidaknya mereka tahu visi dan misi-Nya melalui karya dan pelayanan-Nya. Banyak nabi disebut: Yohanes Pembaptis, Elia, Yeremia. Nabi-nabi ini disebut karena visi dan misi mereka jelas bahkan adekuat. Tidak heran jika Yesus disebut sama dengan nabi-nabi itu.  Yohanes, Elia dan Yeremia merupakan nabi-nabi yang tidak bisa disangkal kehebatan dan kepiawaiannya. Mereka dikenal oleh khalayak karena memiliki visi dan misi yang benar dan besar. SVD dikenal bukan pertama-tama karena punya Bank, bukan pertama-tama karena para misonarsi pendahulu berani meengeluarkan uang dari saku-saku penderma, bukan juga karena berhasil membangun sekolah-sekolah dan lain sebagainya. SVD dikenal pertama-tema karena visi dan misinya, yang lain itu tambahan. Dan karena tambahan bukan berarti tidak penting. Jawaban-jawaban yang diberikan oleh orang-orang terhadap Yesus berbeda dengan jawaban dari jawaban Petrus. Kata Petrus Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang Hidup.  Yang membedakan jawaban dari orang lain adalah Mesias dan Anak Allah yang hidup. Mesias berarti mengambil rupa Manusia dan sama seperti  manusia, dan tidak menyebut diriNya melebihi Bapa-Nya. Yesus bekerja bersama Murid-murid dan rasul-rasul-Nya untuk menyelamatkan Manusia. Yesus tidak bekerja sendiri seperti Yohanes (walaupun Yohanes punya Murid, tapi Yohanes lebih ditonjolkan), Yesus tidak bekerja sendirian seperti Elia (walaupun Elia punya Murid bernama Elisa, yang muncul menjelang akhir-akhir hidup Elia dan apalagi Yeremia tidak punya murid). Yesus bekerja dengan semakin banyak orang dan menjadikan semua orang PartnerNya untuk menyelamatkan manusia termasuk Yesus juga mempercayakan Tarekat SVD untuk menyelamatkan manusia.

Dua Rasul Yesus: Petrus dan Paulus yang kita rayakan hari ini merupkan bukti bahwa Yesus tidak suka bekerja sendirian. Bahkan Dia menganugeahkan Roh yang satu dan sama secara penuh kepada setiap Murid-Nya. Dia selalu bekerja bersama Murid dan rasul-rasulNya. Komunitas yang hidup adalah komunitas yang dialiri semangat Sang Penyelamat yaitu bekerja sama dan sama-sama kerja. Kristus bekerja sama dengan para Rasul dan sama-sama bekerja dengan mereka. Visi dan misi adalah ibarat air yang harus ditimba terus menerus.*** (Penulis adalah Anggota Komunitas BBG, TDM Kupang).

No comments