Parade Puisi Akhir Juni Bersama Eko Tukan

Ilustrasi/Vinsen Polli


Elegi

Sejatinya aku adalah aku
Dan diantara pena-pena yang menari
dengan lemah gemulai

Dan aku dengan puing-puing
Kenangan  kita
Yang kutumpuk pada  puisi ini

Aku adalah perempuan
Yang menaru candu pada puisiku
Menahan pahit kopi hitamku
Dengan mencumbuhi bayanganmu
Lekas membaik trauma terpaan angin
malam yang mencengkang

Oh  elegi 
elegi patah hati 
Dari puisi nenek moyangku
Atas kejinya sang pembantai
Merengut kebebasan, hingga tuan-tuan
dengan wajah memelas merangkak di aspal penuh kerikil
hingga
Mereka mengerogoti batang-batang pensil tua,
demi puisi untuk anak negeri

Puisiku 
Tak lagi kau dengar 
Aku sudah menua 
Aku sudah terbujur kaku dengan tinta hitam 

Ah sial...
Itu hanya putri dan puisi tuanya

Dan pada akhirnya
Biarkan keriput wajah nenek moyang ku bergentayangan 
Dan Lekas membaik aksara yang padam
Dan bumi yg luka

                                                                                                            Larantuka, 28 juni 2020
*Eko Tukan, asal Lewolema, Larantuka Kabupaten Flores Timur. Suka akan puisi dan dirinya hidupnya sebagai puisi kehidupan.


Saksi DUSTA

Lirik pagi terbata sukar
nantikan mendung simpuh gelisah
Tawarkan rindu dan kalah
pisah ranjang
bila pawai kemenangan pilkada usai
jeda
tak ada yang bungkam 
ataukah kawan dan lawan
saling memeluk dan memikul
bersorak pilu "penguasa kita telah datang"

"penguasa tunggal..."

Gerimis pagi dan awan pekat
tutup gema sorak-sorai
Tirai jendela ini tersingkap 
Perlahan kami melihat dusta
di tangan dan saku celana tisu berwarna gelap...
Kami saksikan itu dengan dada
namun, mereka pura-pura menangis pilu dari balik jendela 
Seakan mereka tak pernah berdusta
pada tanah ini.
                                                                                         Ende, 29 Juni 2020


Sayonara

Tersayat senyum pada wajah
ranum
Saat bibir meracik 
sepi
Tumpah hati pada jiwa
yang buntung
Menakar sepi dengan
ciduk lembayung

Menulis rindu 
saat sayap senja mengepak di atas laut
Merah
Aroma kuncup senja seakan berkata
"Sayonara" beta ingin pulang!
                                                                                        Ende, 27 Juni 2017
*Vinsen Polli, Tinggal di BBG Kupang.
Tonton Juga Video Pembacaan Puisi Sayonara di sini:

No comments