Euforia dalam Sebuah Surat Cinta
Ilustrasi foto facebook |
Di Timur matahari
Rintih dan pilu terdengar bak kòl Nus* di musim kemarau
merindukan hujan jatuh dari langit. Satu tetespun cukup. Diteguk dan selesai di mulut.
Kembang asap membubung menggapai puncak gunung Mutis dan Faùtkopa*. Pertanda masih ada kehidupan dan peradaban yang tercipta di sana.
Kata Dahlia: "Asap pecah membelah dada langit ke tujuh. Di langit ke tujuh ada euforia. Orang-orang di sana, sering meneguk anggur asam sambil berkoar-koar dengan dada setengah basah, tubuh setengah telanjang dan kepala sedikit kosong. Entah apa yang merasuki mereka, padahal kita harus realistis dengan hidup. Hidup santun dan munafik.
Sudahlah itu urusan mereka!
***
Tak peduli dengan tudingan dan suara parau yang berkoar-koar melintasi ambang batas ketika yang bersaksi tentang dusta dirajam dan disalib dengan kata-kata tuduhan.
Pagi ini Dahlia dalam surat cintanya yang kedua kalinya menulis dengan amat singkat dan padat. Isi surat ini tak bisa dipahami dengan baik, Dahlia menuliskan rasa harunya dengan sangat polos dan rancu.
Isi surat yang ditulis Dahlia demikian:
"Kini di Timur orang-orang bangkit saling menyerang. Jiwa-jiwa heroik bermunculan. Gigi ganti gigi mata ganti mata".
"Satu perempuan 7 suami", Ceritanya perempuan ini kawin dengan tujuh laki-laki; tujuh diantara mereka tidak ada yang perempuan, semua laki-laki. Mereka hanya kakak beradik. Satu meninggal, kawin dengan yang lainnya sampai suami ketujuh.
"Amat seru kan! Satu orang perempuan habiskan tujuh laki-laki. Sayangnya tujuh laki-laki itu tidak kuat hidup, usia mereka sangat pendek. Padahal perempuan itu mencari suami yang kuat dan menikahinya sepanjang hidup sampai usia renta".
"Setelah 7 suami yang dinikahi perempuan itu tiada, saya hanya menemukan kasut-kasut tak bernama berkabung usai kebenaran dibungkam dengan euforia", demikian Dahlia menutup isi suratnya dalam sepotong kertas yang sudah sangat usang, dipilihnya di halaman depan gereja.
Kebenaran masa lalu dan masa kini seperti mengisi anggur yang baru pada kantong yang lama. Hidup baru kita dibarui dari kehidupan lama untuk membaca dan memahami setiap peristiwa yang mewarnai hidup kita. Karena, "Timur adalah kita yang terjaga lebih dulu, Timur adalah Indonesia yang sabar menunggu" (Najwa Shihab).***
Mantap😇
ReplyDeleteTerima kasih Ya
Deletesip Keren
ReplyDeleteTerima kasih Kaka
Delete