Pohon dan Buah: Renungan Harian, Edisi Sabtu, 12 September 2020
*Oleh P. Steph Tupeng Witin, SVD
Bacaan I: 1Korintus 10:16-22
Bacaan Injil: Lukas 6:43-49
Ilustrasi foto Vinsen Polli |
Petani sangat tahu bahwa untuk mendapatkan buah yang baik, ia harus menanam bibit yang unggul. Karena hanya pohon yang baik, yang menghasilkan buah yang baik. Tak heran saat ini di mana-mana ditawarkan dan dipasarkan bibit jagung, tomat, cabe, mangga, anggur, sawit yang unggul.
Tukang bangunan tahu persis bahwa rumah yang kokoh harus dibangun di atas dasar atau fondasi yang kuat. Di kampung, sang tukang pasti akan menggunakan batu wadas yang kuat dan keras untuk pondasi bangunan gereja yang megah. Untuk bangunan bertingkat, apalagi di wilayah yang rawan gempa, ahli bangunan sering menggunakan pondasi cakar ayam. Prinsip dasarnya sama, pondasi harus kuat untuk menanggung dan menahan beban bangunan serta goncangan gempa atau hempasan badai.
Yesus menggunakan gambaran itu untuk menyampaikan ajaran dan pesan-Nya kepada para murid-Nya. Bahwa dalam hidup, mereka harus memiliki dasar atau prinsip hidup dan bahwa setiap perkataan serta tindakan harus keluar dari dasar atau berbasiskan dasar yang baik.
Lewat perkataan-Nya, "Orang yang baik mengeluarkan barang yang baik dari perbendaharaan hatinya yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan barang yang jahat dari perbendaharaan hatinya yang jahat; karena yang diucapkan mulutnya, meluap dari hatinya" (Luk 6:45), Yesus ingin menandaskan bahwa hati-lah dasar dari segala perkataan dan tindakan. Agar perkataan yang dikeluarkan itu baik dan tindakan yang dilakukan juga baik, maka para murid harus punya hati yang baik. Hati yang baik itu antara lain, hati yang mengasihi bahkan terhadap musuh dan orang yang membenci; hati yang selalu terdorong untuk meminta berkat bagi orang mengutuk dan berdoa bagi orang yang mencaci (bdk. Luk 6:27-28).
Dengan ajaran-Nya, "Barang siapa mendengar perkataan-Ku, tetapi tidak melakukannya, ia sama dengan seorang yang mendirikan rumah di atas tanah tanpa dasar" (Luk 6:49), Yesus menegaskan bahwa perkataan-Nya, sabda-Nya harus dijadikan sebagai prinsip hidup.
Sejak medsos menjadi alat komunikasi dan berinteraksi, juga sebagai sarana ekspresi diri paling canggih dan populer jagat ini, banyak bermunculan pesan dan ajaran dari orang terkenal, motivator ulung. Status Facebook (fb), Whatsapp (WA), Instagram (Ig) diwarnai dan dihiasi quote, kata-kata bijak.
Namun, sepertinya Tuhan menyentil kita, agar tidak lupa menjadikan perkataan-Nya sebagai dasar dari segala tutur kata dan tingkah laku kita. Perkataan-Nya adalah dasar yang paling kokoh, yang membuat kita bertahan dalam gempuran badai permasalahan dan goncangan gempa kasus apa pun.
Lagi-lagi, tak pernah bosan, Dia pun ingatkan kita, bahwa punya hati yang baik itu akan membuat kita menjadi pohon yang baik, yang menghasilkan buah yang baik.***(Penulis Imam Serikat Sabda Allah, Tinggal di Biara Soverdi Bukit Waikomo, Lembata).
Post a Comment