Bukan Hanya Kita: Renungan Harian, Edisi Rabu, 02 September 2020

 *Oleh Pater Steph Tupeng Witin, SVD


Bacaan I: 1Korintus 3:1-9
Bacaan Inijil: Lukas 4:38-44
 

Para Suster Aspiran CIJ,2017/Foto Vinsen Polli.doc Kaul Kekal Tarekat CIJ 2017
Kapernaum adalah pusat aktivitas Tuhan Yesus. Setelah orang Nazaret mempersoalkan identitas dan menolak Dia, maka praktis Yesus  lebih banyak berada dan berkarya di kota nelayan dekat danau Genesaret yang terkenal ramai ini. Apalagi Petrus, Andreas, Yakobus, Yohanes, juga Matius memang berasal dari kota nelayan ini.


Setiap hari Sabat Yesus sering mengajar di kota ini (Lukas 4:31). Dia juga melakukan banyak mukjizat. Anak perempuan Yairus, kepala rumah ibadah, yang telah mati Ia bangkitkan (Mrk 5:22; Luk 8:41). Ia melepaskan orang yang kerasukan setan di sinagoga (Mrk 1:21-28). Orang lumpuh yang diturunkan dari atap dan sembuh juga terjadi di kota ini (Mrk 2:1-12). Ia membuat empat murid menangkap ikan dengan cara yang ajaib (Luk 5:1-11). Ia menyediakan uang empat dirham dalam mulut ikan untuk pajak yang harus dibayar Petrus (Mat 17:24-27). Ia menyembuhkan hamba seorang panglima Romawi yang lumpuh (Mat 8:5-13). Ia menyembuhkan anak seorang pegawai istana Raja Herodes Antipas (Yoh 4:46-54).

Hari ini penginjil Lukas mengisahkan mujizat lain lagi yang dilakukan Yesus. Ia menyembuhkan ibu mertua Simon Petrus yang sakit demam keras dan orang-orang yang menderita bermacam-macam penyakit.

Dengan ini terlihat sangat jelas bahwa kalau Tuhan ada, tinggal di tempat kita dan bersama kita, maka akan ada banyak mujizat yang terjadi. Bahkan setan-setan pun lari tunggang langgang dari tempat kita. Maka kita mesti terus menerus terbuka dan menerima kehadiran Tuhan bersama kita; kita mesti membuat Tuhan at home di keluarga kita, di kota kita. Apalagi di tengah ancaman pandemi covid 19 yang masih terus mengintai kita, berikut ancaman resesi ekonomi ini.

Namun, ada satu hal lain yang penting dari catatan Lukas yang patut diperhatikan. Ketika Yesus pergi ke tempat sunyi, orang banyak terus mencari dan menemukan-Nya. Lalu mereka berusaha menahan Dia supaya jangan meninggalkan mereka. Tetapi Yesus berkata, "Juga di kota-kota lain Aku harus memberitakan Injil Kerajaan Allah sebab untuk itulah Aku diutus" (Luk 4:43).

Ya ... Tuhan tidak datang hanya untuk kita. Dia tidak hanya dengan keluarga kita. Kita tak boleh dan tidak bisa menahan-Nya hanya di kota kita, dalam agama kita. Dia tak hanya berbuat baik untuk kita. Kita harus terbuka, ikhlas bahwa di tempat lain pun Tuhan hadir dan melakukan kebaikan di sana. St. Paulus dalam suratnya kepada umat di Korintus memberi nasihat agar kita tidak iri dan berselisih menjadi yang paling berhak memiliki Tuhan, merasa paling layak mendapat mujizat dari Tuhan (bdk. 1 Kor 3:3).

Tuhan memberikan pesan yang sangat kuat bahwa kabar baik yang kita terima juga perlu dialami oleh orang lain. Rezeki yang kita terima pun semestinya dirasakan oleh orang lain. Keberhasilan kita sebaiknya juga bisa digapai orang lain. Kebahagiaan kita pun hendaknya dialami juga dalam hidup dan karya.***(Penulis Imam Serikat Sabda Allah Tinggal di Biara Soverdi Bukit Waikomo, Lembata)

Tonton juga puisi "Sajak Pendek di Atas Pasir" di bawah ini!

No comments