Harapan: Mimpi Dari Seorang Yang Terjaga


(Oleh Vinsen Polli)

Perjalanan hidup manusia belum berakhir, kita sedang meniti perjalanan panjang di atas pentas kehidupan. Pentas kehidupan diwarnai oleh aneka macam peristiwa dan pengalaman. Propaganda dan sandiwara menjadi fenomena yang mungkin mendominasi pentas kehidupan ini. Setiap peristiwa lahir dan terjadi sesuai dengan situasi dan waktunya dan kita sendiri yang melakonkannya.
(Ilustrasi. Foto Google)
Di penghujung waktu (tahun 2018) kita diajak untuk menoleh kembali ke belakang, melihat situasi kehidupan yang telah kita lalui dalam 1 periode waktu dengan rinciannya kurang lebih demikian: 12 bulan, 48 minggu, 365 hari, 8.760 jam, 525. 600 menit, dan 31. 536  detik.
Rincian waktu ini, kita dapat mengatakan dengan lantang dan tegas bahwa waktu ini sangat panjang dan lama, tetapi kita berjuang melewati setiap batas waktu ini. Kita sama sekali tidak menyadari bahwa waktu ini amat panjang. Ya, hiduplah adalah perjuangan. Perjuangan untuk hidup, bukan perjuangan untuk melewati batas-batas waktu yang sudah dikonkretkan dalam system international (SI).
Satu pertanyaan sederhana yang mungkin sangat menggelitik bagi kita (manusia), mengapa kita harus menoleh kembali ke belakang? Bukankah dengan menoleh ke belakang dan melihat situasi hidup kita yang kelam penuh dengan kegagalan hanya akan membuka luka lama dan membuat kita tak berdaya saat ini?
Bukan demikian? Kita tidak untuk menoleh melihat situasi kelam hidup kita, namun kita ingin melihat kembali semua peristiwa yang terjadi dalam hidup kita (gagal dan sukses, sakit dan sehat, susah dan senang, tawa dan tangis, suka dan duka). Ajakan untuk melihat kembali setiap peristiwa hidup yang kita alami mau menyatakan bahwa kita pernah ada di sana sebagai manusia masa lalu. Kita berjuang melewati batas-batas waktu yang terus berganti dan sebentar lagi kita akan tiba pada tahun yang baru.
Aristoteles (384-322 SM) berkata demikian “Harapan adalah mimpi dari seorang yang terjaga. Filsuf Yunani ini mebahasakan kebesaran manusia untuk menyadari dirinya sebagai makluk pejuang (homo viator) yang selalu berusaha untuk melewati batas-batas waktu dengan susah payah. Kita sadar bahwa semua kita pasti dan selalu berharap dalam doa agar kita tetap hidup dan selamat dalam satu periode waktu (1 tahun) di tahun yang baru. Harapan manusia bukanlah tuntutan bagi sang pemilik kehidupan untuk memberikan kehidupan yang istimewa, melainkan ungkapan doa yang paling istimewa sepanjang hidup dalam menikmati setiap keistimewaan yang dianugerahkan oleh sang pemilik kehidupan.

Peristiwa (Kejadian)
Dalam waktu kita datang pergi menjumpai dan meninggalkan orang-orang yang kita kasihi. Orang tua, saudara-saudari, rekan kerja, teman-teman seperjuangan, guru, dosen, kekasih hati dan pencinta-pencinta anonim yang tak dapat disebutkan satu per satu. Peristiwa ditinggalkan atau pergi jauh dari orang-orang yang kita kasihi merupakan peristiwa yang menyisakan air mata, sakit di dada dan bekas ciuman di pipi.
Keluhan dan rintihan waktu ini sangat singkat! Benarkah demikian? Tentunya tidak. Waktu ini sama sekali tidak singkat. Waktu ini amat panjang dan sangat lama membentang jauh. Kita terlumur oleh waktu, tugas dan pekerjaan mendera seluruh hidup kita. Kita berusaha dan berjuang setiap hari, peluh dan darah membasahi tubuh, lantas adakah yang mengatakan bahwa sebagian orang hanya duduk diam tanpa usaha (baca, malas tau), namun meraih prestasi yang gemilang.
Jangan takut dan resah, perjuangan kita belum berakhir, waktu belum berakhir. Satu lagi, jangan pernah mengadu dan marah pada waktu, lantaran waktulah yang mengadakan kita.
Masih ada waktu untuk kita berjuang dan memperbaiki pola hidup, tingkah laku, keterbatasan dan kelemahan yang sering membuat kita jatuh dan gagal setiap perjuangan hidup kita.
Tahun lama (2018) sebentar lagi akan tamat, kita masih punya kesempatan untuk bermenung dan membuat komitmen untuk perjuangan hidup di tahun yang baru.
Kita patut bersyukur bahwa kita masih diberi kesempatan oleh sang pemilik waktu untuk menikmati kehidupan di tahun yang baru. Mari bermenung dan selamat berjuang di tahun yang baru.***

No comments